Nama:Mochamad
Rifky Rifaldi
NPM:14216454
Kelas
1EA11
Strangers
Again
“Kita cuma membuang-buang waktu”
“Dan sekarang Anda berpikir aku
bodoh”.
“Kamu tau itu bukan maksudku,
Marissa”.
“Kamu emang gabilang, tapi aku
tahu kamu mikirin itu”
“Yah tentu saja aku mikir itu sekarang!
Ini ga penting”
“Siapa yang peduli kalau aku
pengen pergi lebih awal?Kamu bahkan ga kenal sama dia dan kamu marah sama aku?”
“Yeah! Karena kamu mikir aku
ngenggangu”
“Oh Tuhan, ini bukan bahkan
tentang kita! Ini adalah tentang temen kerja kamu yang bahkan kamu ga terlalu
kenal dan kamu merasa kita harus pergi karena dia ga punya temen, ya aku
gamasalah pergi tapi kita ga harus 4 jam disana!”
“Tapi ini tentang kita! Ini
tentangkamu gafaham apa yang penting buat aku!”
“Makan salad kentang buatan
sendiri dan bermain turnamen scrabble yang penting buat kamu?”
“Ini bodoh.”
“Itu apa yang aku bilang!”
“Kamu yang Bodoh”.
“ Bilang aja ke aku kalau kita
bisa pergi lebih awal atau tidak, please?”
“you tell me Josh.”
* Bisik-bisik * Apa?
“iya aku minta maaf, bisa putusin
aja gak, nanti aku ikutin kata kamu”
“Nggak, Josh,ga kali ini. Aku
tidak ga akan ngasih tau apa yang harus kamu lakuin karena kamu Cuma akan ngegunain itu buat ngelawan aku dan bilang 'aku selalu ngelaluin apa yang
kamu bilang.' Nggak lagi.
“Hei, ini bukan salahku. Tidak
ada alasan untuk ini.”
“Kamu benar. Tidak ada alasan
untuk ini.”
Itu tidak selalu seperti ini. Aku
tidak bisa benar-benar ingat ketika itu tapi aku tahu pasti kita tidak seperti
ini. Dia dulu ... unicorn saya. Anda tahu, luar biasa. Gadis aku pikir tidak
pernah bisaada. Tapi, seiring berjalannya waktu, dari satu tahap hubungan kami
ke depan, jalan yang dimulai begitu polos dan menyenangkan telah membawa kami
ke tempat tadi. Tapi, seperti kebanyakan, kita mulai sebagai orang asing, di
Tahap 1: Rapat. Berkat tali
sepatu, sebenarnya.
Stage1:
Meeting
“Permisi,permisi itu tali
sepatunya lepas”
“oh thanks”
“yeah awas nanti bisa jato…WOAHH”
“yaampun, lo gpp?”
“ah, iya iya nama gue josh, lo?”
“Marissa”
Aku tidak bisa merencanakan lebih
baik bahkan jika aku mencoba. Tapi syukurlah kota itu tidak tetap jalan taman
mereka dalam lima tahun.
Saya tidak mengatakan padanya
bahwa itu adalah pertama kalinya saya berjalan di sekitar sembilan bulan dan
entah bagaimana, kami akhirnya akan selama hampir lima mil hari itu. Ini sangat
menyedihkan untuk melihat bagaimana orang-orang akan melakukan apa saja untuk
gadis yang tepat, tapi itu terbayar karena saya punya nomor teleponnya.
Kami benar-benar cocok hari itu.
Saya kira begitu, setidaknya. Aku pingsan selama beberapa menit tapi ketika aku
bangun, aku ingat saya membuat koneksi yang cukup baik. Sejak saat itu, kami
berada di
Tahap 2: The Chase. Beberapa
mengatakan itu yang terbaik.
STAGE
2: THE CHASE
Yang aku inginkan adalah untuk
mengetahui lebih banyak tentang dia.
Semua yang ingin saya lakukan
adalah untuk bergaul dengan dia.
Satu-satunya orang yang saya
ingin berbicara dengan adalah dia.
Dia adalah prioritas nomor satu.
Dan setiap kali aku melihatnya,
kupu-kupu.
Dia adalah segala sesuatu yang
saya pikir bisa menjadi sempurna pada seorang gadis. Dan secepat itu merasa
benar,
“Kamu mau jadi pacar aku?”
“Ya.”
Dengan kata sederhana ini, kami
mulai hubungan kita, membawa kita ke Tahap 3: The Honeymoon.
Stage
3:Honeymoon
Semua orang menyebut ini. Dan untuk
alas an yang bagus ini waktu dimana kami benar benar bisa mengekspresikan
perasaan pada seasama.kami ngelakukan semua hal yang kami ingin lakuin sebagai
pasangan. Itu benar benar mimpi yang jadi nyata, perempuan yang sangat sangat
aku inginkan akhirnya miliku, tapi pada akhirnya semua api itu hilang dan kami
kembali ke awal, pada akhirnya kami punya seribu foto dan selfie dan tau setiap
detail kehidupan sang pasangan, dan seperti kebanyakan pasangan kami masuk ke
tahap 4: nyaman
STAGE
4:Comfortable
“Kamu mau ngapain malem mini”
“gatau deh, terserah aja”
Nyaman bukan berarti hal buruk,
itu tempat dimana kita bener bener bisa jadi kita sendiri, tapi semua itu
tergantung apa yang kita lakukan sama nyaman itu. Beberapa make itu secara
positif,makin membangun hubungan mereka dan tumbuh bersama, yang lain, bisa
membuat jarak diantara mereka. Buat aku dan Marissa itu membuat kami
menggampangkan satu sama lain
“Hey! Kamu ngapain? Ini selasa,
kenapa belom siap, katanya jam 7?”
“Oh yeah, aku lupa. Bisa skip
dulu ga? Aku lagi ga mood”
“Tapi ini semua kan ide kamu”
“Iya aku tahu, aku banyak yang
harus di lakuin, um, minggu depan ya?”
“yaudah”
Apapun itu sesame menggampangan
atau apapun, orang berubah berdasarkan waktu
Artinya, salah satu darikita
berhenti berkata dan perasaan tidak sekuat dulu.
Ini bisa terjadi dalam beberapa
bulan atau tahun. Untuk kami, itu terjadi pada 1 setengah tahun saat kami masuk
ke tahap 5: Toleransi
Stage
5: Tolerence
Saat Marissa dan aku masuk ke
tahap ini, aku ga percaya dan aku benar benar kecewa. Tidak tahu bagaimana
perempuan yang tadinya aku tergila gila setahun yang lalu berubah jadi orang
yang tidak telalu istimewa. Itu semua terjadi begitu cepat bahkan aku ga sadar
itu terjadi. Tapi disini kami sekarang, mentoleransi satu sama lain.
“Ugh, Jangan Tanya hari aku
gimana”
*berbisik”okay”
“Sumpah ya itu temen kerja aku
tuh pengen banget bikin aku berenti,Mau makan dimana hari ini?”
“Terserah kamu”
“Bisa ambil keputusan gasih? Aku nanya
kamu kan”
“Aku Cuma mau jadi flexible, kamu
pilih”
“UGH, kamu bener bener kaya anak
umur 5 tahun ya, apa apa harus dipilihin”
Biasanya, aku gabakal marah, tapi
hari ini aku juga dapet hari yang ga enak, jadi
“Kamu tadi bilang apa!?”
Berargumen itu satu hal. Tapi merasa
ga puas dan ga seneng sama hubungan itu hal yang lain.
Kami mencoba banyak hal dan nyoba
berubah, memperbaiki semua tapi, seperti kebanyakan pasangan di luar sana, itu
ga cukup.
Kami menjadi salah satu hubungan
yang tidak buruk, tapi juga tidak baik
Dan biar aku kasih tau, itu bukan
hal yang bagus buat ngediscribe sebuah hubungan.
Dan tidak lama setelah itu kami
masuk ke tahap6: penurunan
STAGE6:DOWNHILL
Gabanyak sisa waktu saat anda
disini.Semua usaha buat bikin semua lebih baik bahkan ga berguna.
Masalah berlanjut, argument tidak
selesai.. bahkan aku ga inget apa yang kami argumenkan
Aku dan Marrisa, akhirnya hampir
sampai di tahap akhir. Selanjurnya adalah apa yang terjadi pada setiap orang
pada suatu saat.
Garis terakhir, tahap paling
buruk. Putus.
Stage7:BREAKING
UP
Aku gatau itu akan terjadi kapan
dan bagaimana, tapi aku ingin ninggalin semuanya secara baik,dengan kesepakatan
bersama, kalo memang itu mungkin.
“Ini mungkin buat yang terbaik”
“yeah”
Dan Disini adalah saat dimana
kami berdua akan memulai jalan baru, salah satu yang mengarah langsung kembali
ke tempat kita mulai, Orang asing
Perubahan akan terjadi begitu drastic
dan cepat. Anda pasti ingin balikan hanya untuk mengembalikan apa yang normal.
Tapi itu engga pasti terjadi dan jarak
akan tumbuh. Pada akhirnya, kami berdua move on, atau menemukan orang baru
“YAN,RYAN. RYAN! Yan, sini! Yan..
itu siapa di profilenya Marissa?”
“Duh,udah gausah lo pikirin”
Dan saat kami berdua mencoba melupakan
yang lalu dan mencoba tetap menjadi teman, semuanya gabakal sama.
“Josh? Hey!!
“Marissa? Hey!
“Apa kabar?”
“baik,baik lo masih suka lari
sekitar sini?”
“Well kalo gue berkunjung kesini
yeah”
“berkunjung?”
“Yeah, gue pindah ke luar kota
beberapa bulan yang lalu, gue Cuma kesini mau ngenalin pacar gue ke nyokap”
“oh”
“oh itu dia ,Josh, ini Alex,
Alex,Josh”
“Hallo”
“Hi”
“Gue pergi duluan ya, sampe
ketemu nanti”
“oke”
Hidup Kami akan berlanjut dan
berbeda arah menuju akhir yang tidak bisa dirubah, menjadi orang asing kembali
dan semua yang terjadi akan menjadi kenangan dari waktu yang sangat lama. Mungkin
aku akan bertanya Tanya apakah itu benar benar terjadi. Dan semua itu akan
ditinggalkan di dalam box berisi banyak hal yang ditinggalkan oleh orang asing
yang dulunya adalah orang yang paling berarti dalam hidupku. What a Shame
“Ini Buat ngingetin kamu berapa
kerasnya kamu jatuh buat aku pas kita pertama ketemu. Haha. Josh, Aku bener
bener seng kita punya satu sama lain di hidup kita. Aku tahu apapun yang
terjadi, kita bakal bisa ngelewati segalanya dan kita bakal punya keesokan hari
bersama. Happy Anniversary!”
(backtrack: 5 bulan sebelumnya,
sebelum akhir tahap4)
“Kamu sadar kan Cuma ada 2
pilihan buat kita kedepan? Antara kita putus atau kita nikah, kamu pernah
kepikiran ga?”
“menurut kamu kita bakal nikah?”
“Hmm, pertanyaan sulit. Kenapa? Kamu
emang mau nikah sama aku?”
“sekarang sih gatau”
“sama”
“kamu mau putus sama aku?”
“tentu aja engga"
“yah, itu bakal satu atau yang
lainya”
“menurut kamu apa yang bakal
terjadi kalo emang kita putus? Apa kita bakal benci satu sama lain? Atau kita
bakal tetep jadi temen?
Huhhhh menurut aku kalo hidup
memisahkan kita dan kita berada di tempat yang benar benar berbeda aku bakal
selalu ingat kalo jalan kita pernah bertemu untuk saat ini.. dan aku bakal
tetap bersukur untuk itu
Aku berharap dimanapun kamu
berada, kamu akan bersukur juga.
Mungkin itu yang terbaik yang
bisa aku harapkan.