Jumat, 04 November 2016

ADAT PERNIKAHAN YOGYAYAKARTA

DOSEN          : RMITA HAPSARI
NAMA KEL  : RIFKY RIFALDI              (14216454)
                          MEGAWATI B.E.T           (14216346)
                          M.NAUFAL FAJAR          (18216435)
                          IZAS YAKSA                     (13216650)
                          IBRAHIM ZIDANE           (13216360)
                          INTAN LABIBAH             (13216543)
                          GUSTI FADILLAH.A       (13216110)
KELAS          : 1EA11
NPM               : 13216650
JURUSAN     : MANAGEMENT

1.     Nontoni
Nontoni adalah tahap awal dalam proses menuju pernikahan. Nontoni adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan dinikahinya. Jaman dulu, atau beberapa puluh tahun yang lalu, orang yang akan menikah belum tentu tahu dan kenal dengan orang yang akan dinikahinya. Prosesi ini bertujuan agar calon pengantin ada gambaran siapa dan seperti apa jodohnya nanti.

2.     Lamaran
Setelah acara Nontoni calon dan si perjaka menerima pilihan orangtuanya, selanjutnya dilanjutkan acara lamaran. Melamar berarti meminang, karena pada zaman dulu diantara calon pengantin pria dan wanita kadang masih belum saling mengenal. Oleh karena itu, orang tualah yang mencarikan jodoh dan menanyakan kepada seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini kemudian bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.




3.     Peningsetan
Peningsetan berasal dari kata dasar singset (Jawa) yang berarti ikat, jadi peningsetan berarti pengikat. Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orangtua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin puteri.

4.     Tarub
Tarub adalah hiasan janur kuning (daun kelapa yang masih muda) yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari bleketepe (anyaman daun kelapa yang hijau). Pemasangan tarub biasanya bersamaan dengan acara siraman (memandikan calon pengantin), yaitu satu hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.

5.     Nyantri
Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga pengantin putri 1 sampai 2 hari sebelum pernikahan. Calon pengantin pria ini akan ditempat kan dirumah saudara atau tetangga dekat. Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya upacara pernikahan, sehingga saat-saat upacara pernikahan dilangsungkan maka calon pengantin pria sudah siap ditempat sehingga tidak merepotkan pihak keluarga pengantin putri.


6.     Upacara Siraman
Siraman dari kata dasar siram (Jawa) yang berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan murni.

7.     Midodareni
Midodareni berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat harum baunya. Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten tidak boleh tidur.



8.     Upacara Langkahan
Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang berarti lompat, upacara langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah , maka sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang dilangkahi.

9.     Upacara Ijab
Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan.

10.                         Upacara Panggih

Panggih (Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih bisa dilaksanakan,. Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar